Selasa, 17 April 2012

"MELUKIS" Apa itu ?

Melukis adalah praktek penggunaan cat, warna atau medium lain ke suatu permukaan. Penggunaan medium biasanya diterapkan pada permukaan dengan sebuah kuas tapi obyek lain bisa digunakan. Dalam seni, istilah melukis merupakan tindakan untuk menghasilkan karya yang disebut lukisan. Permukaan yang biasa digunakan untuk melukis ialah kanvas, kertas, tembok, kayu, kaca, tembikar serta obyek-obyek lainnya yang bisa digunakan untuk melukis

 Melukis merupakan penyaluran ekspresi dan bentuknya bermacam-macam. Gambaran, komposisi atau abstraksi serta estetika lainnya bisa membantu memanifestasikan ekspresi dan maksud konseptual pelukis. Lukisan bisa bersifat naturalistik dan mewakili (sebagaimana dalam foto atau lukisan pemandangan), fotografik, abstrak, mengandung isi naratif, simbolisme, emosi atau politis.

 Setiap titik dalam ruang memiliki intensitas berbeda, yang dapat direpresentasikan dalam lukisan dengan hitam dan putih dan bayangan abu-abu di antaranya. Dalam prakteknya, pelukis dapat mengartikulasi bentuk dengan menjajarkan permukan intensitas berbeda. Dengan menggunakan warna saja (dari intensitas yang sama) seseorang hanya dapat merepresentasikan bentuk simbolik. Jadi, peralatan dasar melukis berbeda dari peralatan ideologis, seperti figur geometris, berbagai sudut pandang dan organisasi (perspektif), dan simbol. Sebagai contoh, seorang peluks merasakan bahwa sebuah tembok putih tertentu memiliki intensitas berbeda pada tiap titik, disebabkan oleh bayang dan pantulan dari obyek dekat, tapi idealnya, sebuah tembok putih masih tetap sebuah tembok putih dalam hitam kegelapan. Dalam teknis menggambar, ketebalan garis juga ideal, membedakan garis sebuah obyek dalam bingkai perseptual berbeda dari garis yang digunakan oleh para pelukis.

 Warna dan sifat warna merupakan esensi dari lukisan sama seperti nada dan ritme pada musik. Warna sangat subyektif, tapi memiliki efek psikologis yang dapat diamati, walaupun bisa saja berbeda dari budaya satu dengan yang lain. Hitam diasosiasikan dengan kedukaan di Barat, tapi di Timur putih. Beberapa pelukis, teoritikus, penulis dan ilmuwan, termasuk Goethe, Kandinsky, dan Newton, telah menulis teori warna mereka masing-masing. Lagipula penggunaan bahasa hanya merupakan suatu generalisasi suatu persamaan warna. Kata "merah", sebagai contoh, dapat mencakup kisaran variasi pada merah murni dari spektrum cahaya yang dapat dilihat. Tak ada suatu bentuk formal warna berbeda seperti persetujuan pada not-not berbeda dalam musik, seperti C atau C kres dalam musik. Bagi seorang pelukis, warna tak hanya dibagi ke dalam warna dasar dan turunan (tambahan atau campuran seperti merah, biru, hijau, cokelat, dll.).Warna hanya menambahkan konteks arti, dan oleh karenanya persepsi sebuah lukisan sangatlah subyektif.


 Penyaluran bentuk, atau tiap jenis informasi itu sangat penting dalam karya seni dan secara langsung mempengaruhi nilai estetika karya tersebut. Hal ini dikarenakan nilai estetika itu fungsi tergantung, artinya kebebasan (pergerakan) persepsi dirasakan sebagai keindahan. Energi yang mengalir bebas, dalam seni sebagaimana dalam bentuk lain "keahlian", secara langsung berkontribusi pada nilai estetika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar